Kendari Ekspres 2009-09-09/Halaman 16 Sultra Raya
Air Minim, Kejahatan Meningkat
Rumbia–Sejak beberapa pekan ini pendulang yang melakukan aktivitas penambangan emas secara liar banyak yang telah keluar atau meninggalkan lokasi tambang dikarenakan minimnya air untuk dipergunakan dalam menambang khususnya di Desa Tahi Ite Kecamatan Rarowatu.
Pasalnya air sungai yang biasa dipergunakan masyarakat penambang di lokasi tersebut mulai minim bahkan mengalami kekeringan sejak terjadinya musim kemarau.
Hal ini tentunya turut mempengaruhi hasil emas yang diperoleh penambang yakni hanya sedikit dan terbilang mengecewakan, akibatnya banyak penambang mulai istrahat dari aktifitas mencari emas dan secara perlahan meninggalkan lokasi tambang Tahi Ite.
“Sudah tidak ada air di sana karena tak pernah hujan bahkan sudah kering. Dengan tidak adanya air tentu kami tidak bisa bekerja sehingga kami lebih memilih keluar dulu dari pada kami tetap bertahan disana tapi hasil tidak ada,” kata salah seorang penambang dari Konsel, Samsu.
Menurut ia, bukan hanya dirinya yang sudah keluar meninggalkan lokasi melainkan juga puluhan rekan-rekannya yang bekerja bersama ia sudah pulang ke kampung halaman masing-masing utamanya yang berasal dari luar Provinsi Sultra.
“Teman-teman saya yang dari Kalimantan dan Pulau Jawa banyak yang sudah pulang kampung halaman mereka karena memang hasil emas yang kami peroleh sangat memprihatinkan,” terangnya.
Selain karena terjadinya kekeringan yang menjadi penyebab keluarnya para penambang juga termasuk salah satunya adalah semakin meningkatnya tingkat kejahatan di areal emas tersebut utamanya perampokan dan pembunuhan.
Bahkan belum lama ini, sudah ada beberapa penambang yang emas dan duitnya raib tanpa ditau pelakunya. Bukan hanya itu, pelaku dengan sadis membunuh korban yang mencoba melakukan perlawanan.
“Kami merasa takut dan khawatir bila terus berada di lokasi karena di sana tingkat kejahatan sudah sangat rawan, dimana sudah ada penambang yang dibunuh setelah sebelumnya dirampok emas dan uangnya.
Dimana pelakunya kami duga adalah orang-orang dari luar Sultra yang datang menambang tapi tidak mendapatkan hasil sehingga untuk mencari ongkos kembali ke daerahnya mereka tega melakukan tindakan keji seperti itu,” kata Basri, salah seorang penambang dari Poleang.
Filed under: Kendari Ekspres | Leave a comment »