Radio Komunitas Talombo

Radio Komunto juga telah melakukan tindakan tepat ketika menyiarkan berita terdamparnya sebuah kapal dengan 11 ABK. Siaran komunitas itu didengar para nelayan yang hendak melaut, sebagian diantara mereka mengatakan akan memberi informasi dan menolong bila di tengah laut bertemu dengan kapal terdampar itu. Dan hasilnya, kapal terdampar itu ditemukan. Seluruh ABK selamat.

“Kami senang sekali bisa menolong mereka, rasanya seperti menolong diri sendiri,” kata Abbas, Ketua Forum organisasi nelayan yang juga penginisiator berdirinya radio komunitas di Tomia itu.

Seperti halnya Kaledupa, Tomia juga harus dijangkau dengan kapal-kapal laut. Wilayah ini memiliki topografi berbukit dan dihalangi perairan yang luas.

Bagi warga yang mendengar radio komunitas, meski seringkali terkendala teknis, namun radio komunitas tak sekadar jadi hiburan dengan lagu dangdutnya, tapi juga memberi kabar-kabar secara cepat.

radio-komunitas-talombo-1.jpgradio-komunitas-talombo-2.jpg

radio-komunitas-talombo-3.jpgradio-komunitas-talombo-4.jpg

Radio Komunitas Vatalollo

Stasiun Radio komunitas Vatalollo berdiri sederhana dengan tiang pemancar yang dua kali rusak terkena angin ribut.

Radio ini berdiri tahun 2006, awalnya diinisasi oleh organisasi rakyat Forum Kahedupa Toudani yang resah dengan minusnya akses informasi dari luar untuk mereka.

Kaledupa merupakan kecamatan kecil dengan jumlah penduduk sekitar 4000 jiwa, warga tersebar di 17 desa dan kelurahan. Tiap desa dihalangi bukit, jalan terjal dan transportasi yang terbatas. Untuk mencapai pulau lainnya, warga menggunakan kapal reguler atau kapal kayu sewaan.

“Kami kadang tak mendengar informasi apapun sampai seseorang datang menyampaikannya,”kata La Beloro, Ketua Forum Kahedupa Toudani.

Pendirian radio dilakukan bertahap dan  mendapat dukungan dari WWF-Lestari-CIDA. Warga Kahedupa dilibatkan dalam pembentukan Dewan Penyiaran Komunitas, tugasnya mengevaluasi siaran dan isi siaran. Jumlah anggota dewan penyiaran komunitas berasal dari berbagai kalangan, nelayan, pegawai negeri, ibu rumahtangga.

Radio Vatalollo hanya menyiar 7 jam sehari, saat listrik menyala malam hari. Suara penyiar di dengar oleh sekitar 500 pemilik radio transistor. Melalui radio komunitas inilah warga mengetahui kabar keluarga mereka yang terkena bencana gempa bumi di wilayah seberang Baubau atau cuaca yang memburuk dan pemerintah melarang perjalanan melalui laut.

Forkani kini tengah menggagas kemungkinan radio siaran siang hari dengan energi alternatif.

radio-komunitas-vatallolo-4.jpgradio-komunitas-vatallolo-2.jpgradio-komunitas-vatallolo-3.jpg

radio-komunitas-vatallolo-1.jpgradio-komunitas-vatallolo-5.jpgradio-komunitas-vatallolo-6.jpg