Lapak Sultra Gelar TOR Untuk Fasilitator HTR

2009-08-10/Hal 7 Daerah

Kolaka– Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  Lembaga Peduli Aneka Komoditi (Lapak) Sultra menggelar Term of Reference (TOR) training bagi fasilitator  Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di sebuah hotel di Kolaka, sejak 6 hingga 9 Agusutus 2009.

Direktur LaPak, Muslimin yang ditemui disela acara Sabtu (8/8) mengungkapkan, tujuan pelaksanaan training yakni memperkuat pengetahuan dan keterampilan fasilitator dalam mengusung dan menkases program HTR, membangun prespektif dan komitmen fasilitator terhadap pelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis fasilitasi fasilitator yang akan ditugaskan pada program HTR.

Pada intinya hutan harus dilestarikan. Melalui HTR hutan produksi yang selama ini telah gundul akibat perambahan hutan, akan ditanami kembali oleh masyarakat, selanjutnya hasilnya masyarakat sendiri yang mengambil, karena itu mereka akan menjaga kelestarian hutan dan senantiasa menanami kembali kayu yang telah ditebang.

Menurut Muslimin, kendala yang dihadapi pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan lestari masih sangat jauh dari yang harapkan.

Pada kegiatan tersebut dihadiri 25 orang peserta dari fasilitator pendamping, LSM dan penyuluh lapangan kehutanan diantaranya 5 orang penyuluh kehutanan dari kabupaten Konsel, dengan pemateri H Anas Nikoysn (Direktur PPLH Unhalu), Suhendro A Basori (Komda perhutanan sosial Sultra), Rustanto (SCF Sulsel), Sugeng  (TFT),  A. Solihin Iskandar dan Alam (Direktur Mediatra) dan Marthen Rama (Kasi pemantaun dan evaluasi hutan produksi BPH2P Wilayah IX Makassar).

Ia mengakui, THR Kabupaten Kolaka yang paling terluas berdasarkan Kepmen Kehutanan Nomor SK 437/Menhut II/ 2008 tentang perencanaan areal utnuk pembangunan THR yakni sekitar 24.735 yang dilaksanakan pada hutan produksi yang telah produktif.

Karena itu, diperlukan fasilitator yang dapat mengkomunikasikan dan mensinergikan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki kepentingan dalam THR.

Sementara itu, Sekertaris LSM Forum Peduli Rakyat Kolaka, Ali Mara mengaharapkan pelestraian HTR tidak sebatas pelatihan semata sekedar menghabiskan anggaran, tapi yang paling utama bagaimna realisasinya dilapangan, apalgi hutan dikabupaten Kolaka saat ini setiap saat semakin memprihatinkan.

“Kami salut dengan kegiatan trening semacam ini, tapi yang paling utama realisasinya di masyarakat”, ungkapnya.

Leave a comment